Senin, 28 April 2008

Sang Pemimpi,,, Membuat Sayah Bermimpi

"...Aku tertunduk diam, hatiku hancur dan air mataku kembali mengalir. Seperti kebiasaannya, beliau menepuk-nepuk lembut pundak kamu dan mengucapkan sepatah kata salam dengan pelan.
Aku tersedu sedan melihat ayahku menaiki sepedanya dan tertatih-tatih mengayuhnya meninggalkanku.

Dadaku ingin meledak memandangi punggung ayahku perlahan-lahan meninggalkan halaman sekola
h.
”Puaskah kau sekarang!!??” Arai menumpahkan kemarahannya padaku.Aku membelakanginya.

”Itukah maumu? Melukai hatinya??”

Aku masih membelakangi Arai karena aku tak ingin ia melihat pipiku telah basah.

”Apa yang terjadi denganmu, Ikal?? Mengapa jadi begini sekolahmu? Kemana semangat itu?? Mimpi-mimpi itu?”

Arai geram sekali. Ia tak habis mengerti kepadaku.

”Biar kau tahu, Kal, orang seperti kita tak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu!!”

aku tersentak dan terpaku memandangi ayahku sampai jauh, bentakan-bentakan Arai berdesingan dalam telingaku, membakar hatiku.

”Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati...”

Aku merasa beku, serasa disiram seember air es.

”Mungkin setelah tamat SMA kita hanya akan mendulang timah atau menjadi kuli, tapi disini Kal, di sekolah ini, kita tak akan pernah mendahului nasib kita!!”

Mendahului nasib! Dua kata yang menjawab kekeliruanku memaknai hidupku. Pesimistis tak lebih dari sikap takabur mendahului nasib..."


Itu tadi salah satu adegan paling mengharukan dalam buku Sang Pemimpi.
Sungguh mamapu menggugah hati untuk menghargai apa yang kita punya saat ini.

Sungguh menyentuh jiwa dan mampu menguraikan kemauan keras orang lain yang dengan segala keterbatasannya mampu merubah dirinya sendiri.
Sungguh luar biasa,sehingga saya tidak menemukan hal2 yg berlebihan dalam buku ini.Begitu manusiawi dan membumi dibandingkan Laskar Pelangi menurut sayah.

Siapapun akan berkata, "Sungguh Inspiratif......!!!!!"

Tidak ada komentar: